terlahir dari suku "semende" dan juga berarti aku harus menyandang sebagai "semende tunggu tubang"
tunggu tubang di sandang oleh anak perempuan tertua dalam keluarga semende
setiap anak tua perempuan harus menjadi "tunggu tubang"
ingin menggugat budaya ini dan terbang bebas bak burung elang yang mampu menjelajah langit biru
namun tidaklah semuanya membuat aku paling benar sendiri
adat ini telah ada sejak dahulu kala dan dipertahankan oleh generasi saat ini
ada banyak makna tersirat disana, yang kadang oleh mereka yang juga seharusnya menyandang "tunggu tubang" mengganggap dirinya tidak ada arti dalam keluarga tersebut jika hanya harus "tinggal dirumah saja".
pandangan itu telah kutepis jauh-jauh, adat ini harus tetap dilestarikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar